Apr 18, 2013

6 Soalan Bersama Syed Alwi



Klik di sini
1. Perkenalkan nama saya Alwi Alatas atau biasa dipanggil juga Syed Alwi Alatas. Saya berasal dari Jakarta, Indonesia, dan sejak tahun 2004 menetap di Kuala Lumpur untuk melanjutkan studi di bidang Sejarah. Saya telah menulis buku sejak tahun 2001 dan hingga sekarang ini telah menerbitkan lebih dari 20 buah buku. Empat buku terakhir saya alhamdulillah terbit di Malaysia, tiga di antaranya diterbitkan oleh Galeri Ilmu, semuanya merupakan buku-buku motivasi atau tarbiyah rohani.

2. Untuk menjadi seorang penulis diperlukan data/ maklumat, idea, serta kemampuan untuk menuliskannya. Data kita dapatkan dari buku bacaan, dari media (akhbar, radio, TV, internet), dari apa yang kita tengok dan dengar di sekitar kita, dan dari beberapa sumber lainnya. Idea adalah kemampuan kreatif kita untuk menghubungkan, menyusun, memberi makna, dan menafsirkan data-data yang ada tadi. Dan kedua hal itu pada akhirnya perlu dituangkan dalam bentuk kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca. Yang terakhir ini kita sebut dengan keterampilan menulis. Tanpa data yang cukup, sebuah tulisan menjadi kurang kadar pengetahuannya. Tanpa idea yang bagus, tulisan menjadi kurang menarik dan kurang berkesan. Dan tanpa kemampuan menulis yang baik, maka data dan idea yang hebat menjadi tidak ‘bersuara’, tidak memberi pemahaman yang semestinya kepada pembaca. Konsisten dalam menulis boleh membantu meningkatkan keterampilan menulis. Tetapi ini tidak cukup. Agar terpenuhi unsur yang lain, seorang penulis juga perlu konsisten membaca dan menghimpun data serta konsisten mengembangkan idea. Dengan ini semua insya Allah dia boleh menjadi seorang penulis hebat.

3. Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang penulis. Namun, sejak kecil saya sangat suka membaca. Uang saya ketika itu selalu habis untuk membeli buku sehingga saya kadang “kena marah” oleh ibu saya (kerana uang selalu habis untuk buku). Banyak membaca rupanya telah membantu saya mendapatkan banyak maklumat/ data, membantu mengembangkan idea, serta membantu juga dalam mengenali banyak perkataan dan gaya penulisan yang ada. Kebiasaan ini yang pada akhirnya mendorong saya untuk menulis. Ketika muncul idea, muncul pula dorongan untuk menuliskannya. Pada awalnya, saya tuliskan dalam buku catatan sahaja, bukan untuk diterbitkan. Namun, begitu ada kesempatan, saya pun mencoba menulis buku dan memberikannya kepada penerbit. Selepas buku pertama terbit pada tahun 2001, maka dorongan untuk menulis dan menerbitkan buku pun semakin besar, hingga sekarang ini.

4. Nasihat saya, banyak-banyaklah membaca buku. Belajarlah dari para penulis yang telah berhasil. Selepas itu mulailah menulis. Jangan menganggap diri sendiri tak boleh menulis atau tiada kemampuan dalam menulis. Kemudian kenali juga kekuatan dan kelemahan sendiri dalam menulis. Gunakan kekuatan dengan baik dan perbaiki kelemahan yang ada. Agar kita boleh terus menulis, berusahalah membuat buku yang bagus (ini boleh didapat dengan berlatih dan menambah pengalaman dalam menulis) serta kenali apa yang disukai oleh para pembaca. Dengan begitu, insya Allah buku kita akan selalu ditunggu oleh orang ramai.

5. Bahan bacaan dan rujukan sangat penting untuk menghasilkan buku, walaupun kadarnya berbeda-beda untuk setiap jenis buku. Kalau yang ditulis buku akademik tentu rujukannya sangat banyak. Tapi kalau yang ditulis buku popular, maka sedikit rujukan pun tidak mengapa. Namun, rujukan tetap diperlukan, walaupun mungkin tidak disebutkan di dalam buku. Mungkin ada juga buku yang tidak memerlukan buku rujukan, misalnya sahaja buku travelog atau biografi. Namun kalau jenis tulisan ini dilengkapi dengan buku rujukan yang sesuai, tentu kualitasnya menjadi lebih bagus.

Cara memanfaatkan bahan bacaan? Seperti telah disebutkan sebelumnya, setidaknya kita boleh memanfaatkan tiga hal dalam buku bacaan itu. Pertama kita boleh mendapatkan maklumat/ data untuk digunakan dalam tulisan kita. Kedua kita boleh mendapatkan inspirasi dan idea daripadanya. Ketiga, jika gaya tulisannya bagus, maka kita pun boleh mempelajari teknik penulisan yang ada di dalam bahan bacaan itu.

6. Prinsip pertama, saya tidak mahu menuliskan sesuatu yang bertentangan dengan Islam. Bahkan saya berharap semua buku saya boleh mendekatkan pembaca kepada Islam. Prinsip kedua, berusaha memberikan kemudahan bagi pembaca. Maksudnya, saya akan selalu berusaha menggunakan kata-kata dan kalimat yang mudah difahami oleh pembaca, sehingga mereka boleh menikmati bacaannya. Prinsip ketiga, tulisan itu perlu mengandungi pengetahuan atau sesuatu yang boleh mendorong pembaca melakukan kebaikan. Saya tak ingin menulis sebuah buku sekedar untuk dinikmati dan memberikan hiburan pada pembaca. Saya berharap, selepas membaca buku-buku saya, pembaca mendapatkan sesuatu yang bermanfaat berupa pengetahuan ataupun motivasi untuk beramal. Keempat, menulis dari hati. Ini satu prinsip yang penting dan selalu saya usahakan. Apa yang keluar dari hati tentu akan lebih mudah masuk ke dalam hati pembaca. Jujur pada diri sendiri, jangan berpura-pura, dan sampaikan apa yang kita rasakan. Insya Allah pembaca akan lebih mudah menerima apa yang disampaikan penulis.

7. Dalam kesempatan ini saya menjemput Tuan dan Puan untuk hadir ke gerai Galeri Ilmu di PBAKL 2013. Ada banyak buku-buku bagus karya para penulis hebat yang boleh didapatkan pada pesta buku ini. Dapatkan juga buku terbaru saya, Bersyukurlah Kerana-Nya (2013), juga buku-buku sebelumnya, iaitu Senyumlah, apa pun masalahmu Ia pasti akan berlalu (2011) dan buku Mudahkan, Jangan Susahkan  (2012). Ramai sudah pembaca-pembaca yang membeli buku-buku ini dan mereka merasakan manfaat di dalamnya. Mudah-mudahan anda pun merasakan hal yang sama selepas membacanya.




1 comment:

  1. bagus sekali pesannya.Kalau aku syed, memang sulit untuk membaca namun aku selalu paksa.karena buku mahal aku sering minjam saja namun Alhmadulillah aku bisa menulsi walau belum di publish

    ReplyDelete