Klik di sini |
1.
Perkenalkan nama saya Alwi Alatas atau biasa dipanggil juga Syed Alwi Alatas.
Saya berasal dari Jakarta, Indonesia, dan sejak tahun 2004 menetap di Kuala
Lumpur untuk melanjutkan studi di bidang Sejarah. Saya telah menulis buku sejak
tahun 2001 dan hingga sekarang ini telah menerbitkan lebih dari 20 buah buku.
Empat buku terakhir saya alhamdulillah terbit di Malaysia , tiga di antaranya
diterbitkan oleh Galeri Ilmu, semuanya merupakan buku-buku motivasi atau
tarbiyah rohani.
2.
Untuk menjadi seorang penulis diperlukan data/ maklumat, idea, serta kemampuan
untuk menuliskannya. Data kita dapatkan dari buku bacaan, dari media (akhbar,
radio, TV, internet), dari apa yang kita tengok dan dengar di sekitar kita, dan
dari beberapa sumber lainnya. Idea adalah kemampuan kreatif kita untuk
menghubungkan, menyusun, memberi makna, dan menafsirkan data-data yang ada
tadi. Dan kedua hal itu pada akhirnya perlu dituangkan dalam bentuk kata-kata
yang mudah dipahami oleh pembaca. Yang terakhir ini kita sebut dengan
keterampilan menulis. Tanpa data yang cukup, sebuah tulisan menjadi kurang
kadar pengetahuannya. Tanpa idea yang bagus, tulisan menjadi kurang menarik dan
kurang berkesan. Dan tanpa kemampuan menulis yang baik, maka data dan idea yang
hebat menjadi tidak ‘bersuara’, tidak memberi pemahaman yang semestinya kepada
pembaca. Konsisten dalam menulis boleh membantu meningkatkan keterampilan
menulis. Tetapi ini tidak cukup. Agar terpenuhi unsur yang lain, seorang
penulis juga perlu konsisten membaca dan menghimpun data serta konsisten
mengembangkan idea. Dengan ini semua insya Allah dia boleh menjadi seorang
penulis hebat.
3.
Saya tidak pernah bercita-cita menjadi seorang penulis. Namun, sejak kecil saya
sangat suka membaca. Uang saya ketika itu selalu habis untuk membeli buku
sehingga saya kadang “kena marah” oleh ibu saya (kerana uang selalu habis untuk
buku). Banyak membaca rupanya telah membantu saya mendapatkan banyak maklumat/
data, membantu mengembangkan idea, serta membantu juga dalam mengenali banyak
perkataan dan gaya
penulisan yang ada. Kebiasaan ini yang pada akhirnya mendorong saya untuk
menulis. Ketika muncul idea, muncul pula dorongan untuk menuliskannya. Pada
awalnya, saya tuliskan dalam buku catatan sahaja, bukan untuk diterbitkan. Namun,
begitu ada kesempatan, saya pun mencoba menulis buku dan memberikannya kepada
penerbit. Selepas buku pertama terbit pada tahun 2001, maka dorongan untuk
menulis dan menerbitkan buku pun semakin besar, hingga sekarang ini.
4.
Nasihat saya, banyak-banyaklah membaca buku. Belajarlah dari para penulis yang
telah berhasil. Selepas itu mulailah menulis. Jangan menganggap diri sendiri
tak boleh menulis atau tiada kemampuan dalam menulis. Kemudian kenali juga kekuatan
dan kelemahan sendiri dalam menulis. Gunakan kekuatan dengan baik dan perbaiki
kelemahan yang ada. Agar kita boleh terus menulis, berusahalah membuat buku
yang bagus (ini boleh didapat dengan berlatih dan menambah pengalaman dalam
menulis) serta kenali apa yang disukai oleh para pembaca. Dengan begitu, insya
Allah buku kita akan selalu ditunggu oleh orang ramai.
5.
Bahan bacaan dan rujukan sangat penting untuk menghasilkan buku, walaupun
kadarnya berbeda-beda untuk setiap jenis buku. Kalau yang ditulis buku akademik
tentu rujukannya sangat banyak. Tapi kalau yang ditulis buku popular, maka
sedikit rujukan pun tidak mengapa. Namun, rujukan tetap diperlukan, walaupun
mungkin tidak disebutkan di dalam buku. Mungkin ada juga buku yang tidak
memerlukan buku rujukan, misalnya sahaja buku travelog atau biografi. Namun
kalau jenis tulisan ini dilengkapi dengan buku rujukan yang sesuai, tentu
kualitasnya menjadi lebih bagus.
Cara
memanfaatkan bahan bacaan? Seperti telah disebutkan sebelumnya, setidaknya kita
boleh memanfaatkan tiga hal dalam buku bacaan itu. Pertama kita boleh
mendapatkan maklumat/ data untuk digunakan dalam tulisan kita. Kedua kita boleh
mendapatkan inspirasi dan idea daripadanya. Ketiga, jika gaya tulisannya bagus, maka kita pun boleh
mempelajari teknik penulisan yang ada di dalam bahan bacaan itu.
6.
Prinsip pertama, saya tidak mahu menuliskan sesuatu yang bertentangan dengan
Islam. Bahkan saya berharap semua buku saya boleh mendekatkan pembaca kepada
Islam. Prinsip kedua, berusaha memberikan kemudahan bagi pembaca. Maksudnya,
saya akan selalu berusaha menggunakan kata-kata dan kalimat yang mudah difahami
oleh pembaca, sehingga mereka boleh menikmati bacaannya. Prinsip ketiga,
tulisan itu perlu mengandungi pengetahuan atau sesuatu yang boleh mendorong
pembaca melakukan kebaikan. Saya tak ingin menulis sebuah buku sekedar untuk
dinikmati dan memberikan hiburan pada pembaca. Saya berharap, selepas membaca
buku-buku saya, pembaca mendapatkan sesuatu yang bermanfaat berupa pengetahuan
ataupun motivasi untuk beramal. Keempat, menulis dari hati. Ini satu prinsip
yang penting dan selalu saya usahakan. Apa yang keluar dari hati tentu akan
lebih mudah masuk ke dalam hati pembaca. Jujur pada diri sendiri, jangan
berpura-pura, dan sampaikan apa yang kita rasakan. Insya Allah pembaca akan
lebih mudah menerima apa yang disampaikan penulis.
7.
Dalam kesempatan ini saya menjemput Tuan dan Puan untuk hadir ke gerai Galeri
Ilmu di PBAKL 2013. Ada
banyak buku-buku bagus karya para penulis hebat yang boleh didapatkan pada
pesta buku ini. Dapatkan juga buku terbaru saya, Bersyukurlah Kerana-Nya (2013), juga buku-buku sebelumnya, iaitu Senyumlah, apa pun masalahmu Ia pasti akan
berlalu (2011) dan buku Mudahkan, Jangan Susahkan (2012). Ramai sudah pembaca-pembaca yang
membeli buku-buku ini dan mereka merasakan manfaat di dalamnya. Mudah-mudahan
anda pun merasakan hal yang sama selepas membacanya.
bagus sekali pesannya.Kalau aku syed, memang sulit untuk membaca namun aku selalu paksa.karena buku mahal aku sering minjam saja namun Alhmadulillah aku bisa menulsi walau belum di publish
ReplyDelete